STUDI TOUR SMP. BILTER
Hari itu, Minggu 26 Desember 2010 merupakan hari pertama liburan semester I. Sunggupun demikian, santri kelas VII SMP. Bilingual Terpadu tetap masuk sekolah, bukan untuk mengikuti pembelajaran di kelas tentunya, tapi aktivitas talim wa tarbiyah di luar pesantren dari serangkaian kegiatan pengembangan skill dan wawasan yang diselenggaran pesantren. Kali ini mereka mengikuti kegiatan pembelajaran di luar pesantren dalam bentuk studi tour didua tempat di Malang.
Sebelum pemberangkatan, seluruh santri mengikuti upacara pembekalan. Dalam tausiyahnya, Pengasuh Pesantren al-Amanah , Romo KH Nur cholis Misbah menuturkan, Pesantren sangat serius dalam memberikan pembinaan dan bimbingan pada para santri. Meskipun penyelenggaraan UAS usai, para asatidz disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk para santri. Waktu liburan yang ada, seharusnya mereka pergunakan untuk berkumpul bersama keluarga tidak dapat dilnikmati secara penuh. Mereka harus mempersiapkan dan mendampingi kalian dalam berbagai kegiatan liburan. Karena itu tidak ada alasan bagi santri dalam liburan semester ini untuk izin pulang.
Dengan menggunakan 3 armada bus dan didampingi 18 ustadz dan ustadzah, para santri berangkat menuju Malang. Tujuan pertama dalah Musium Brawijaya Malang. Pukul 90 30 mereka pun tiba di lokasi dan disambut ramah oleh pemandu untuk meninjau berbagai koleksi yang ada. Tampak jelas bila para santri belum perna berkunjung ke Musium Brawijaya, mereka amati tiap sudut dan koleksi yang ada, bahkan tak jarang meminta bantuan ustadz atau ustadza untuk mengambil gambar dirinya di sisi koleksi museum yang dianggap antik dan bersejarah.
Pukul 11 00 kunjungan dilanjutkan ke Inggu Laut, sebuah kebun pertanian bunga yang berlokasi di batu Malang. Cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat tujuan. Paling lama perjalanan dari Malang Kota ke Bumi Aji Batu, lokasi PT Inggu Laut berada, di butuhkan waktu 30 menit, namun waktu yang dibutuhkan hampir 1 jam seperempat. Hal ini dikarenakan medan yang di tuju melewati jalan yang berkelok-kelok, menanjak dan memiliki tikungan yang tajam.
Beruntung, walau lambat, perjalanan yang melelahkan itu dapat terpuaskan dengan pemandangan pertanian sayur mayur seperti wortel, kentang, kubis, tomat, cabai dan lain-lain di sisi kanan kiri jalan. Juga perkebunan apel yang tengah berbuah di sana-sini dan pemandangan perbukitan dikejahuan di sekeliling jalan menuju lokasi yang diselimuti kabut putih nan tipis.
Pukul 12 15 menit tiba di lokasi. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah sholat Dzuhur lalu dilanjutkan dengan makan siang. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan tentang pertanian bunga tersebut bertempat di aula Inggu laut. Selanjutnya santri di bagi dalam tiga kelompok besar sebagimana kelompok tanaman yang dikembangkan di Inggu Laut; kelompok mawar, kelompok tanaman kering (Kaktus) dan bunga budi daya.
Tiga kelompok besar selanjutnya dibagi lagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri atas sekitar 15 anak. Masing-masing kelompok ini di bimbing seorang pemandu yang menjelaskan asal muasal tiap bunga, cara perkembangbiakannya, pertumbuhan serta nama ilmiah dan fungsi yang dimiliki dan menjawab beraneka pertanyaan yang diajukan para santri.
Udara yang dingin yang berbeda dengan udara di Krian, memaksa sebagaian besar santri mengenakan jaket yang mereka bawa. Berbekal buku tulis, bulpon, minuman kemasan dan kue-kue para santri mengelilingi area pertanian bunga seluas 3 hektar tersebut.
Latar pemandangan bukit-bukit yang berkabut, udara dingi dan bunga-bunga yang bermekaran, sebuah suasana yang sungguh indah. Para santri pun tak ingin mengabaikan momen yang istimewa tersebut. Di mana ada bunga bermekaran, mereka sibuk mengamati dan bertanya ini itu. Puas bertanya ini itu, mereka berpose di tempat tersebut.
Melihat bunga-bunga bermekaran, menggoda santri putri untuk memetik, padahal tiap tangkai bunga ada harganya. Bahkan untuk bunga tertentu, harganya dihitung tidak berdsar tangkai, tapi dihitung berdasarkan banyaknya lembar bunga tersebut dalam satu tangkai. Wow…. Jadinya, mereka hanya diperbolehkan memandangi bunga tersebut dan sesekali berpose di sampingya.
Tertarik oleh keindahkan bunga-bunga tersebut, mereka pun memaksa untuk membeli. Sekaligus sebagai oleh-oleh ukhti-ukhti di pondok, jawabnya saat ditanya seorang ustadzah pendampingnya. Tak terasa, jarum jam yang pendek telah menunjukkan angka empat. Itu artinya, time is over and we should back to college. Para asatidz dan asatidza terpaksa harus berteriak-teriak memanggil santri untuk segerah kembali ke aulah guna melaksanakan sholat Ashar di musholah dan siap-siap pulang.
Pukul 16 30 rumbongan bertolah ke Sidoarjo meninggalkan lokasi agro wisata Inggu Laut. Dengan senyum merekah, mereka kembali ke pesantren sembari berceloteh banyak hal prihal kegiatan seharian ini. Thank ustadz and ustadzah yang sudah mendampingi kami and al-Amanah , we back home now.
Sebelum pemberangkatan, seluruh santri mengikuti upacara pembekalan. Dalam tausiyahnya, Pengasuh Pesantren al-Amanah , Romo KH Nur cholis Misbah menuturkan, Pesantren sangat serius dalam memberikan pembinaan dan bimbingan pada para santri. Meskipun penyelenggaraan UAS usai, para asatidz disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk para santri. Waktu liburan yang ada, seharusnya mereka pergunakan untuk berkumpul bersama keluarga tidak dapat dilnikmati secara penuh. Mereka harus mempersiapkan dan mendampingi kalian dalam berbagai kegiatan liburan. Karena itu tidak ada alasan bagi santri dalam liburan semester ini untuk izin pulang.
Dengan menggunakan 3 armada bus dan didampingi 18 ustadz dan ustadzah, para santri berangkat menuju Malang. Tujuan pertama dalah Musium Brawijaya Malang. Pukul 90 30 mereka pun tiba di lokasi dan disambut ramah oleh pemandu untuk meninjau berbagai koleksi yang ada. Tampak jelas bila para santri belum perna berkunjung ke Musium Brawijaya, mereka amati tiap sudut dan koleksi yang ada, bahkan tak jarang meminta bantuan ustadz atau ustadza untuk mengambil gambar dirinya di sisi koleksi museum yang dianggap antik dan bersejarah.
Pukul 11 00 kunjungan dilanjutkan ke Inggu Laut, sebuah kebun pertanian bunga yang berlokasi di batu Malang. Cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat tujuan. Paling lama perjalanan dari Malang Kota ke Bumi Aji Batu, lokasi PT Inggu Laut berada, di butuhkan waktu 30 menit, namun waktu yang dibutuhkan hampir 1 jam seperempat. Hal ini dikarenakan medan yang di tuju melewati jalan yang berkelok-kelok, menanjak dan memiliki tikungan yang tajam.
Beruntung, walau lambat, perjalanan yang melelahkan itu dapat terpuaskan dengan pemandangan pertanian sayur mayur seperti wortel, kentang, kubis, tomat, cabai dan lain-lain di sisi kanan kiri jalan. Juga perkebunan apel yang tengah berbuah di sana-sini dan pemandangan perbukitan dikejahuan di sekeliling jalan menuju lokasi yang diselimuti kabut putih nan tipis.
Pukul 12 15 menit tiba di lokasi. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah sholat Dzuhur lalu dilanjutkan dengan makan siang. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan tentang pertanian bunga tersebut bertempat di aula Inggu laut. Selanjutnya santri di bagi dalam tiga kelompok besar sebagimana kelompok tanaman yang dikembangkan di Inggu Laut; kelompok mawar, kelompok tanaman kering (Kaktus) dan bunga budi daya.
Tiga kelompok besar selanjutnya dibagi lagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri atas sekitar 15 anak. Masing-masing kelompok ini di bimbing seorang pemandu yang menjelaskan asal muasal tiap bunga, cara perkembangbiakannya, pertumbuhan serta nama ilmiah dan fungsi yang dimiliki dan menjawab beraneka pertanyaan yang diajukan para santri.
Udara yang dingin yang berbeda dengan udara di Krian, memaksa sebagaian besar santri mengenakan jaket yang mereka bawa. Berbekal buku tulis, bulpon, minuman kemasan dan kue-kue para santri mengelilingi area pertanian bunga seluas 3 hektar tersebut.
Latar pemandangan bukit-bukit yang berkabut, udara dingi dan bunga-bunga yang bermekaran, sebuah suasana yang sungguh indah. Para santri pun tak ingin mengabaikan momen yang istimewa tersebut. Di mana ada bunga bermekaran, mereka sibuk mengamati dan bertanya ini itu. Puas bertanya ini itu, mereka berpose di tempat tersebut.
Melihat bunga-bunga bermekaran, menggoda santri putri untuk memetik, padahal tiap tangkai bunga ada harganya. Bahkan untuk bunga tertentu, harganya dihitung tidak berdsar tangkai, tapi dihitung berdasarkan banyaknya lembar bunga tersebut dalam satu tangkai. Wow…. Jadinya, mereka hanya diperbolehkan memandangi bunga tersebut dan sesekali berpose di sampingya.
Tertarik oleh keindahkan bunga-bunga tersebut, mereka pun memaksa untuk membeli. Sekaligus sebagai oleh-oleh ukhti-ukhti di pondok, jawabnya saat ditanya seorang ustadzah pendampingnya. Tak terasa, jarum jam yang pendek telah menunjukkan angka empat. Itu artinya, time is over and we should back to college. Para asatidz dan asatidza terpaksa harus berteriak-teriak memanggil santri untuk segerah kembali ke aulah guna melaksanakan sholat Ashar di musholah dan siap-siap pulang.
Pukul 16 30 rumbongan bertolah ke Sidoarjo meninggalkan lokasi agro wisata Inggu Laut. Dengan senyum merekah, mereka kembali ke pesantren sembari berceloteh banyak hal prihal kegiatan seharian ini. Thank ustadz and ustadzah yang sudah mendampingi kami and al-Amanah , we back home now.